..........
Saat
kita sedang mempertanyakan kebenaran dan kesucian suara hati, maka
sesungguhnya saat itu kita sedang dihadapkan pada dua pilihan.
Yang pertama adalah bahwa kita akhirnya mengakui akan keindahan dan
kesuciannya, hingga akhirnya meyakini dan mengikuti kebenaran suara hati
yang hakiki.
...
Sedangkan yang kedua adalah bahwa kita sedang berusaha untuk dapat
mendengar suara hati yang mungkin telah lama hilang dari diri ini, atau
karena bisa jadi saat itu kita memang sudah tiada lagi memiliki
segenggam hati ini.
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka
bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami
atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena
sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
yang di dalam dada.” (QS. Al Hajj 22 : 46)
“Sesungguhnya Sang Maha Allah
Ta’ala tidak memandang bentuk tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan
maupun harta kekayaanmu, tetapi Sang Maha memandang pada hatimu. Barangsiapa
memiliki hati yang shaleh maka Dia menyukainya, Bani Adam yang paling
dicintai Nya adalah yang paling bertaqwa.” (HR. Athabrani dan Muslim)
suara hati...masih adakah?
_________________________________________________________________________________
Untuk Bapak aku
Aku menulis ini disaat kerinduanku sudah tidak dapat terbendung lagi, sungguh tak bisa menahan sesaknya dada ini...yang efeknya 1, 2,3........tik..tik..bulir bulir air mata
Bukan kehilangan maya, ketika seperti kedua kekasih yang berpisah...tapi kehilangan, kehilangan yang benar benar yang tak dapat ter gantikan ..karena memang tak ada yang bisa mengganti kehilangan yang sungguh benar benar kehilangan**seperti kutipan kata kata ; sesuatu yang dapat dirasakan berharga dan berarti itu ada ketika kita sudah kehilangan
semua orang punya ruang istimewa dan ketika ruang itu kosong yang terasa hanyalah hampa...
Seperti saat aku kehilangan seseorang yang telah mengisi hidupku selama 28 tahun...waktu yang cukup singgkat bagiku...waktu yang membatasi keberadaan diriku dan dirinya, waktu yang tak sempat mengisinkan aku mengatakan padanya bahwa aku senang tercatat jadi bagian hidupnya
sungguh kematian itu tak punya mata dan tak punya hati !
Sebentuk angan angan gugur selepas magrib
jatuh kepelataran senja
menjemput usia berbaju sendu
gemetar kuucap kalimat LailahaIllallah
dalam hati resah dan gelisah
kututup semua kenangan dalam Kalimah Innalillah
Kini harapan hanya sebatas tanah
tertutup nisan waktu dalam sebuah kematian
diujung derita berlapis duka lara
Kalau bukan karena janji-Nya
sungguh tak mudah untuk berikhlas,
harapan dalam hati hanya keyakinan bahwa doa doa ini diterima
untuk melapangkan jalanmu
walaupun kusadari rinduku pasti begitu panjang
seperti jauhnya perjalananku nanti tanpamu........................
nhiethienie
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Saya sering sekali berkeluh kesah atas apa-apa yang belum saya punya atau
yang belum saya capai. dan saking terlalu sering melihat ke “atas” dalam
hal dunia, selalu membanding-bandingkan
sebentuk rejeki yang Sang Maha berikan untuk orang lain dengan yang Dia
beri untuk saya
ingin… ingin ini ingin itu ingin sana ingin sini........
Hfhhhhh,
lelah saya membuat catatan keinginan-keinginan saya itu. Kalau pas lagi
“normal” pasti saya tau
keinginan
mana yang menjadi prioritas, karena
memang saya butuhkan. Tapi yang keseringan terjadi kayaknya bukan
mendahulukan prioritas tapi ...taulah* sambil senyum senyum :) ....yg
ada keseringan "tidak normalnya" heheheee :)
Dalam
artikel buku ekonomi yang saya baca, bahwa manusia itu
dipenuhi dengan keinginan-keinginan, setelah tercapai satu keinginan
maka akan munculah keinginan yang lain, begitu seterusnya hingga akhir
hayat, makanya manusia di sebut mahluk yang tidak pernah puas kata buku ekonomi itu......hmm: saya ini termasuk manusia !
Saya sadar sepenuhnya bahwa tak semua yang
saya inginkan itu saya butuhkan. Tapi memang tampaknya saya butuh
teguran dan ujian agar bisa menyadari itu.
Kita memang tak selalu mendapatkan yang kita inginkan, tapi Sang Maha Tau selalu memberi apa yang kita butuhkan. Bukan begitu ?
Jadi,
ketika banyak keinginan kita yang belum terlaksana maka yang bisa kita
lakukan saat ini adalah berkhusnudzon pada Sang Maha, bahwa memang apa yang Dia beri adalah yang terbaik dan kita butuhkan.
Ahh rasanya,
saya memang harus banyak-banyak bersyukur, karena dengan begitu akan
mudah saya merasa bahagia, karena sebenarnya Dia sudah memberikan
apapun kebutuhan saya saat ini,
Manusia
pasti akan senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah, karena
rangkaian cobaan dan ujian pasti akan mengiringi rangkaian perjalanan
kehidupan ini. ujian disini termasuk berkeluh kesah tentang keinginan
Namun pada umumnya manusia lebih memilih untuk
melihat, mendengar dan menilai suatu permasalahan dan keinginan hanya berdasarkan
logika semata, bahkan mereka cenderung melupakan akan kebenaran yang
berasal suara hati.
Hingga akhirnya sedikit sekali mereka yang dapat
mengambil makna dan sekaligus memahami serangkaian isyarat-Nya yang
tersembunyi dibalik setiap permasalahan dan peristiwa yang dialami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar