*

Ada ataupun tanpa adanya sesuatu hidup harus terus berjalan....

Jumat, 16 Desember 2011

suara hati

..........
Saat kita sedang mempertanyakan kebenaran dan kesucian suara hati, maka sesungguhnya saat itu kita sedang dihadapkan pada dua pilihan.

Yang pertama adalah bahwa kita akhirnya mengakui akan keindahan dan kesuciannya, hingga akhirnya meyakini dan mengikuti kebenaran suara hati yang hakiki.
...

Sedangkan yang kedua adalah bahwa kita sedang berusaha untuk dapat mendengar suara hati yang mungkin telah lama hilang dari diri ini, atau karena bisa jadi saat itu kita memang sudah tiada lagi memiliki segenggam hati ini.

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al Hajj 22 : 46)

“Sesungguhnya Sang Maha Allah Ta’ala tidak memandang bentuk tubuhmu dan tidak pula pada kedudukan maupun harta kekayaanmu, tetapi  Sang Maha memandang pada hatimu. Barangsiapa memiliki hati yang shaleh maka Dia menyukainya, Bani Adam yang paling dicintai Nya adalah yang paling bertaqwa.” (HR. Athabrani dan Muslim)
suara hati...masih adakah? 
 _________________________________________________________________________________
Untuk Bapak aku
Aku menulis ini disaat kerinduanku sudah tidak dapat terbendung lagi, sungguh tak bisa menahan sesaknya dada ini...yang efeknya 1, 2,3........tik..tik..bulir bulir air mata
Bukan kehilangan maya, ketika seperti kedua kekasih yang berpisah...tapi kehilangan, kehilangan yang benar benar  yang tak dapat ter gantikan ..karena memang tak ada yang bisa mengganti kehilangan yang sungguh benar benar kehilangan**seperti kutipan kata kata ; sesuatu yang dapat dirasakan berharga dan berarti itu ada ketika kita sudah kehilangan
 semua orang punya ruang istimewa dan ketika ruang itu kosong yang terasa hanyalah hampa...
Seperti saat aku kehilangan seseorang yang telah mengisi hidupku selama 28 tahun...waktu yang cukup singgkat bagiku...waktu yang membatasi keberadaan diriku dan dirinya, waktu yang tak sempat mengisinkan aku mengatakan padanya bahwa aku senang tercatat jadi bagian hidupnya
 sungguh kematian itu tak punya mata dan tak punya hati
 
Sebentuk angan angan gugur selepas magrib
jatuh kepelataran senja
menjemput usia berbaju sendu

gemetar kuucap kalimat LailahaIllallah
dalam hati resah dan gelisah
kututup semua kenangan dalam Kalimah Innalillah

Kini harapan hanya sebatas tanah
tertutup nisan waktu dalam sebuah kematian
diujung derita berlapis duka lara

Kalau bukan karena janji-Nya
sungguh tak mudah untuk berikhlas,
harapan dalam hati hanya keyakinan bahwa doa doa ini diterima
untuk melapangkan jalanmu
walaupun kusadari rinduku pasti begitu panjang
seperti jauhnya perjalananku nanti tanpamu........................

nhiethienie 


+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Saya sering sekali berkeluh kesah atas apa-apa yang belum saya punya atau yang belum saya capai. dan saking terlalu sering melihat ke “atas” dalam hal dunia, selalu  membanding-bandingkan sebentuk rejeki yang Sang Maha berikan untuk orang lain dengan yang Dia beri untuk saya
ingin…  ingin ini ingin itu ingin sana ingin sini........ 

Hfhhhhh,
lelah saya membuat catatan keinginan-keinginan saya itu. Kalau pas lagi “normal” pasti saya tau
keinginan mana yang menjadi prioritas, karena memang saya butuhkan. Tapi yang keseringan terjadi kayaknya bukan mendahulukan prioritas tapi ...taulah* sambil senyum senyum :) ....yg ada keseringan "tidak normalnya" heheheee :)
Dalam artikel buku ekonomi yang saya baca, bahwa manusia itu dipenuhi dengan keinginan-keinginan, setelah tercapai satu keinginan maka akan munculah keinginan yang lain, begitu seterusnya hingga akhir hayat,  makanya manusia di sebut mahluk yang tidak pernah puas kata buku ekonomi itu......hmm: saya ini termasuk manusia !
Saya sadar sepenuhnya bahwa tak semua yang saya inginkan itu saya butuhkan. Tapi memang tampaknya saya butuh teguran  dan ujian agar bisa menyadari itu.
Kita memang tak selalu mendapatkan yang kita inginkan, tapi Sang Maha Tau selalu memberi apa yang kita butuhkan. Bukan begitu ?
Jadi, ketika banyak keinginan kita yang belum terlaksana maka yang bisa kita lakukan saat ini adalah berkhusnudzon pada Sang Maha, bahwa memang apa yang Dia beri adalah yang terbaik dan kita butuhkan.
Ahh rasanya, saya memang harus banyak-banyak bersyukur, karena dengan begitu akan mudah saya merasa bahagia, karena sebenarnya Dia sudah memberikan apapun kebutuhan saya saat ini,
Manusia pasti akan senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah, karena rangkaian cobaan dan ujian pasti akan mengiringi rangkaian perjalanan kehidupan ini. ujian disini termasuk berkeluh kesah tentang keinginan
Namun pada umumnya manusia lebih memilih untuk melihat, mendengar dan menilai suatu permasalahan dan keinginan hanya berdasarkan logika semata, bahkan mereka cenderung melupakan akan kebenaran yang berasal suara hati.
Hingga akhirnya sedikit sekali mereka yang dapat mengambil makna dan sekaligus memahami serangkaian isyarat-Nya yang tersembunyi dibalik setiap permasalahan dan peristiwa yang dialami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar